Teknologi tepat guna (TTG) dalam pengelolaan sampah
berbasis 3R
Sarana dan Prasarana
Pengelolaan sampah berbasis 3R
Pada dasarnya
Teknologi Tepat Guna adalah teknologi yang memberikan tingkat pelayanan yang
paling dapat diterima secara teknis, sosial dan lingkungan dengan tingkat biaya
yang paling murah. Namun mengingat kondisi setempat, adakalanya diperlukan
teknologi yang tidak murah bila memang sesuai dengan kondisi setempat.
Persyaratan teknologi
tepat guna adalah:
§ dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat;
§ merupakan hasil rekayasa praktis yang mudah
diterapkan;
§ efektif dan efisien;
§ ekonomis dan pemeliharaannya mudah;
§ memanfaatkan sumber daya yang ada;
§ mudah dioperasikan oleh pemakai;
§ dibuat sesuai kebutuhan;
§ mudah dikembangkan
Macam-macam teknologi
tepat guna bidang persampahan , diantaranya :
§ Pengomposan sampah organik dapur (sampah
basah) dengan komposter rumah tangga secara individual atau komunal,yang
tertanam maupun tidak tertanam, dengan komposter pot, komposter karung
§ Pengomposan Sampah organik rumah tangga dengan
pengembangbiakan cacing tanah
§ Pengomposan skala lingkungan
§ Daurulang sampah plastik lembaran(kresek)-
peletasi
Pengomposan Sampah
Rumah Tangga dan Komunal
Komposter rumah tangga adalah prasarana yang digunakan untuk
mengolah sampah dapur menjadi kompos. Sampah organik dapur adalah
sampah organik yang dihasilkan dari dapur antara lain sisa makanan dan sisa
sayuran. Prinsip kerja pembusukan sampah organik dengan bantuan mikroorganisme
dari sampah itu sendiri.
Tipe komposter :
komposter tanam dan komposter yang tidak ditanam (Tipe Ayun)
Komposter Tanam
Cara Pemasangan
Komposter Tipe Tanam:
Penyiapan lahan dan 2
buah komposter
Tanah digali dengan
diameter bawah 90 cm dan diameter atas 140 cm
Komposter diletakkan
di tengah galian, Di dasar galian, di pinggir dan di dalam komposter diisi
dengan kerikil ukuran 1-2 cm setinggi 10 cm

Keterangan:
§ Siapkan lahan untuk penanaman komposter pada
lokasi yang memungkinkan yaitu lokasi yang tersedia untuk pemasangan 2 buah
komposter yang akan dioperasikan secara bergantian, terhindar dari curahan
hujan yang secara langsung dapat masuk ke dalam komposter dan jarak komposter
ke sumber air tanah dangkal minimal 10 m untuk menghindari pencemaran.
§ Gali tanah, dengan ukuran dan kedalaman galian
sesuai dengan model dalamPetunjuk Teknis Spesifikasi Komposter Rumah Tangga
Individual dan Komunal. Dasar komposter berada minimal 30 cm di atas muka
air tanah. Muka air tanah dapat ditentukan berdasarkan muka air sumur di daerah
sekitarnya pada musim kemarau.
§ Letakkan komposter di tengah galian tanah. Di
dasar galian di pinggir dan di dalam komposter diisi dengan kerikil ukuran 1-2
cm setebal 10 cm.
§ Selimuti pipa gas dengan kerikil setebal 5 cm
baru ditimbun dengan tanah asal.
§ Timbun komposter dengan tanah setebal 5
cm di bawah lubang pemasukan sampah.
Ketentuan pemasangan
komposter ini sama, baik untuk komposter rumah tangga individual maupun
komunal.
Cara Pengoperasian
Penyiapan Sampah Dapur
Siapkan sampah
organik/ sampah basah yang sudah dipilah dalam wadah sampah organik atau pada
kantong plastik yang telah dilubangi kedua ujungnya di dalam ember, tiriskan
air yang terkandung pada sampah.
Pemasukan Sampah
§ Masukkan sampah yang sudah ditiriskan ke dalam
komposter pertama (tanpa kantong plastik) dan ratakan.
§ Lakukan pemasukan sampah secara rutin setiap
hari sampai komposter penuh
§ Hentikan pemasukan sampah dapur pada komposter
pertama yang telah penuh, ganti pemasukan sampah ke komposter kedua.
Pematangan Kompos
Setelah komposter
pertama terisi penuh oleh sampah, biarkan sampah selama 4-6 bulan agar terjadi
proses pengomposan. Bila sampah telah berubah menjadi kompos yang ditandai
dengan perubahan warna menjadi hitam seperti tanah, keluarkan kompos
tersebut dengan menggunakan garu, sisakan kompos setebal 2 cm yang akan
berfungsi sebagai starter untuk mempercepat pengomposan selanjutnya. Kompos
dianginkan selama 1 minggu untuk pendinginan di lokasi yang terhindar dari
curah hujan. Kompos tersebut dapat digunakan sebagai penggembur
tanah.Selanjutnya komposter pertama dapat menampung kembali sampah dapur.
Ketentuan pengoperasian komposter ini sama, baik untuk komposter individual
maupun komunal.
Gambar Komposter Individual dan Cara Pemasangan
Gambar Model-model Komposter Tanam Individual
Komposter Ayun
Komposter ayun ini
merupakan komposter yang tidak ditanam mengolah sampah organik rumah
tangga yang berupa sisa-sisa makanan melalui pengomposan dengan memanfaatkan
tong bekas dengan pengoperasian secara diayun. Kapasitas: 30 liter
untuk 2- 3 bulan dan 60 liter untuk 4-6 bulan. Satu rumah tangga membutuhkan 2
komposter putar, digunakan secara bergantian.Wadah penampungan air
sampah diletakkan dibawah komposter ayun.
Pengoperasian
§ Masukkan kompos atau serbuk gergaji sebagai
starter
§ Masukkan sampah dapur ke dalam komposter putar
dan ditutup
§ Putar kompster diputar 5-10 kali untuk
pencampuran dengan mikroorganisme
§ Lakukan tiap hari sampai komposter penuh
§ Air sampah yang tertampung dapat digunakan
sebagai pupuk tanaman
§ Diamkan kompos putar yang sudah penuh selama 1
bulan
§ Keluarkan kompos dan diangin-anginkan
§ Kompos dapat digunakan
Gambar Komposter
Ayun
Komposter Gentong
Gentong dari tanah
liat ini dapat dijadikan komposter karena sirkulasi udara yang cukup dan juga
kelembabannya. Pembalikan dan pengadukan juga tetap perlu dilakukan.
Gambar Komposter dari Gentong
Komposter Aerob
/Komposter Vent
Menggunakan tong
plastik berukuran 120 Liter yang dilengkapi pipa vertikal dan horisontal agar
proses berlangsung secara aerob (dengan udara). Salah satu pengguna komposter
jenis ini adalah masyarakat di Jambangan, Surabaya.
Gambar Komposter Vent
TAKAKURA
Metoda ini menggunakan
keranjang berlubang dan kemudian dilapisi dengan gelangsing. Caranya: sampah
organic dicampurkan dengan mikroorganisme padat dari campuran bekatul, sekam
padi, pupuk kompos, dan air. Kemudian dimasukkan kedalam keranjang dan ditutup
dengan keset dari sabut kelapa. Cara ini diterapkan oleh Pusdakota –
Universitas Surabaya. Penemu metoda Pengelolaan sampah skala RT sistem aerob,
membutuhkan aliran udara untuk memaksimalkan fungsi bakteri, metoda ini
ditemukan oleh Prof Koji Takakura dari JPEC Jepang.
Alat dan Bahan:
Gambar Alat dan bahan untuk komposter Takakura
Fungsi alat dan bahan:
§ Agar proses aerob berlangsung dengan baik,
pilihlah keranjang yang berlubang, dan lapisi dengan kardus. Fungsi kardus
adalah:
§ membatasi gangguan serangga,
§ mengatur kelembaban, dan
§ berpori-pori, sehingga dapat menyerap serta
membuang udara & air.
§ Letakkan bantal sekam di bawah dan di atas
keranjang. Fungsi bantal sekam adalah:
§ sebagai tempat mikrobakteri yang akan
mempercepat pembusukan sampah organik,
§ karena berrongga besar, maka bantal sekam
dapat segera menyerap air dan bau sampah,dan
§ sifat sekam yang kering akan memudahkan
pengontrolan kelembaban sampah yang akan menjadi kompos.
§ Media kompos jadi yang berasal dari sampah
rumah tangga diisikan
1 / 2 sampai 2/3 bagian keranjang. Kompos yang ada dalam keranjang berfungsi sebagai aktivator/ragi bagi sampah baru.
1 / 2 sampai 2/3 bagian keranjang. Kompos yang ada dalam keranjang berfungsi sebagai aktivator/ragi bagi sampah baru.
§ Pilih kain penutup yang serat atau berpori
besar. Tutupkan kain di atas bantal sekam, agar lalat tidak dapat bertelur
dalam keranjang, serta mencegah metamorfosis (perubahan) dari belatung menjadi
lalat, karena lalat tidak dapat keluar dan mati di dalam keranjang.
§ Tutup keranjang bagian atas sebagai pemberat
agar tidak diganggu oleh predator (kucing/anjing). Pilih tutup yang berlubang
agar udara dapat keluar masuk.
Catatan lain dalam
membuat Kompos:
§ Hindarkan dari hujan (taruh di tempat teduh)
§ Sampah yang dimasukkan berumur maksimal 1 hari
§ Sampah yang dalam ukuran besar harap dicacah
dahulu
Cara perawatan
§ Cuci kain penutup satu minggu sekali
§ Bila kompos kering, cipratkan air bersih,
sambil diaduk
§ Bila sudah lapuk, kardus harus diganti agar
tidak robek dan menyebabkan lalat/serangga masuk
Cara pemanenan kompos
:
§ Bila keranjang penuh, diamkan selama 2-4
minggu agar kompos benar benar matang. Sementara itu, gunakan keranjang lain
untuk memulai proses pembuatan kompos yang baru.
§ Setelah matang, kompos dikeluarkan dari
keranjang, diangin-anginkan dan kemudian diayak. Bagian yang halus dapat
dijual/ diberikan ke tanaman, sedangkan bagian yang kasar dapat digunakan
sebagai ’starter’ awal proses komposting berikutnya.
Gambar Langkah langkah
membuat kompos dengan keranjang Takakura (USAID-Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat)
Pengembangan Takakura
dengan berbagai bahan antara lain Bambu disebut Bambookura, dan Kardus
(Doskura) dan Ember.
Cara pengoperasian
Takakura:
Gambar Takakura dikembangkan dari bahan bambu (Bambokura)
Doskura menggunakan
kardus sebagai pengganti keranjang. Cukup kardus yang dilapisi dengan
gelangsing dan diberi aktivator (kompos), doskura dapat juga mengubah sampah
menjadi kompos. Hanya saja, karena kardus mudah lapuk maka kardus harus diganti
secara kontinyu setiap 6-8 minggu sekali. Untuk memperpanjang umur kardus,
sebaiknya kardus tidak diletakkan langsung di lantai namun diberi alas berupa
kayu atau triple.
Gambar Takakura dikembangkan dari bahan kardus (Doskura)
Ember bekas cat
seperti ini dapat dijadikan komposter sederhana dengan memberi lubang yang
cukup untuk aerasi. Mirip dengan Takakura, digunakan bantal sekam dan kardus
untuk mengontrol kelembaban dan mengurangi bau. Komposter model ini digunakan
di Penjaringan, Jakarta Utara.
Gambar Ember berlubang sebagai Takakura
Komposter Komunal
Komposter dan Takakura
dapat dibuat komunal dari bahan plastic, kayu, pasangan bata sebagaimana
dilihat pada gambar berikut. Metoda ini menggunakan konstruksi sederhana
pasangan bata yang dikombinasikan dengan bilik kayu sebagai pintu untuk ruang
pengomposan. Cara ini digunakan di Kebun Karinda Lebak Bulus, Jakarta.
Gambar Komposter Tanam komunal (10 KK)
Sumber: Lya m Taufik
Kamil, Pengelolaan Sampah Terpadu 3R dan Berbasis Masyarakat (Reduce,
Reuse, Recycle), PU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar